SORONG,JAGATPAPUA.com– Maskapai Batik Air memastikan akan kembali membuka rute penerbangan Bandara udara DEO Sorong- Bandara Udara Rendani Manokwari, kemudian dari Bandara Udara Rendani Manokwari- Bandara Udara DEO Sorong dengan tujuan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan sebaliknya.
Penerbangan itu akan dibuka kembali pada Sabtu 2 Maret 2024, pekan ini.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan Papua Barat Alberth Nakoh SPd MM, saat bertemu dengan management Lion Air Suhardi, pada Selasa (27/2/2024) di Kota Sorong.
Penerbangan ini dilakukan dengan frekuensi tiga kali dalam satu Minggu, menggunakan Airbus berkapasitas 156 penumpang.
Menurut Alberth Nakoh kembalinya dibuka rute penerbangan maskapai batik air Sorong- Manokwari, Manokwari-Sorong, Sorong- Jakarta tersebut sesuai permintaan Gubernur Papua Barat Drs Ali Baham Temongmere.
Berdasarkan Surat Gubernur Papua Barat nomor: 500.II.I/348/GPB/2024 perihal penambahan flight yang ditujukan kepada direktur Lion Air Grup di Jakarta. Menanggapi surat PT Lion Mentari Airlines nomor: 033/MKW-KK/JT/II2024 tanggal 16 Februari 2024 perihal pemberitahuan cancel flight.
Sehubungan dengan cancel flight itu kata Nakoh, tentu menyebabkan terjadinya keterbatasan masyarakat dalam melakukan pergerakan keluar masuk kabupaten Manokwari melalui transportasi udara yang berdampak langsung pada inflasi provinsi Papua Barat.
Sehingga Gubernur Papua Barat, meminta kepada pihak Lion air grup untuk mengaktifkan kembali pelayanan batik air serta menambah frekuensi penerbangan direct rute Jakarta-Manokwari (PP).
Namun khusus untuk penambahan frekuensi penerbangan direct rute Jakarta-Manokwari PP masih menunggu kepastian dari Pihak Lion Air Grup.
Untuk itu, sebagai dinas teknis Alberth Nakoh menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Papua Barat yang telah meminta Lion air Grup membuka rute penerbangan Batik air dimaksud.
“Atas nama Gubernur Papua Barat, Saya juga menyampaikan terima kasih kepada Pihak Management Lion Grup yang telah menjawab permintaan Gubernur selaku pemerintah Provinsi Papua Barat,”ucap Alberth Nakoh.(jp/ask)
