MANOKWARI, JAGATPAPUA.com – Skenario dalang kerusuhan di Papua dan Papua Barat diduga merupakan kelompok dan organisasi penentang pemerintah.
“Indikasi kesana ada, tapi kita harus dalami lagi. Seperti aksi di Manokwari beberapa kali, terlihat ditunggangi oleh KNPB, dan selalu teriak merdeka,” kata Dirkrimum Polda Papua Barat Kombes Pol Robert Dacosta, Sabtu (28/9/2019).
“Rangkaian aksi di Manokwari, KNPB diduga menghasut sehingga masa terus lakukan aksi terkait rasisme. Padahal penindakan dan penegakan hukum pelaku rasisme di Malang dan Surabaya sudah ditangani,” ucap Dacosta.
Dalam rangkaian aksi di Manokwari pascarusuh tanggal 19 Agustus 2019 lalu, polisi kembali mengamankan 4 orang.
“Keempatnya, SM, EA, YM dan YA. Untuk SM, YA dan PM dikenakan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Sedangkan EA dikenakan pasal pengasutan,” jelas Dacosta.
Rekaman Data CCTV Dihapus
Selain itu, Dacosta mengaku pihaknya telah menemukan CCTV kantor DPR Papua Barat, yang ikut dibakar dalam kerusuhan yang terjadi tanggal 19 Agustus 2019 lalu.
Namun sayangnya, data rekaman CCTV tersebut telah terhapus. “Kita masih mengumpulkan saksi. Apakah sengaja dihapus atau operatornya memang tidak menyalakan. Ini yang masih kita dalam,” ungkapnya.
Sebelumnya kepolisian telah menetapkan total 47 tersangka dalam peristiwa gelombang unjuk rasa berujung kerusuhan di wilayah Papua Barat.
Para tersangka ini tersebar di 4 kabupaten, Kota Sorong, Manokwari, Fakfak dan Teluk Bintuni, dimana 31 orang telah ditahan, sementara 14 orang masuk DPO dan 2 orang diversi karena masih dibawah umur.(chl)