5.4 C
Munich
Jumat, April 19, 2024

Panguyuban Jatim di Manokwari Tolak Sikap Rasisme

Must read

MANOKWARI, JAGATPAPUA.com – Paguyuban asal Jawa Timur (Jatim) di Manokwari, dengan tegas menolak tindakan Persekusi dan Rasisme, yang ditujukan kepada mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang.

Mereka juga mengecam pelaku penyebab Rasisme terhadap mahasiswa Papua dan meminta pihak Kepolisian setempat dapat mengusut tuntas, dan menindak tegas oknum tersebut.

“Kami mengecam keras oknum yang menghina orang Papua. Mereka itu oknum yang tidak bertanggung jawab,” kata Ketua Panguyuban Arema Malang di Manokwari, Mohamad Hanafi, saat jumpa pers, Sabtu (24/8/2019), di Swissbel Hotel Manokwari.

Hanafi, menuturkan selama kurang lebih tujuh puluh tahun berada di Manokwari, ia bersama keluarga dan masyarakat Papua telah memiliki keakraban dan saling mendukung dan tidak pernah ada gesekan.

“Selamat hidup di Papua, tidak pernah ada gesekan. Sangat akrab dan saling dukung. Sehingga oknum pemecah belah persatuan ini perlu dikecam dan ditindak tegas,” tuturnya.

Menurut dia, sikap seperti ini yang harus menjadi contoh bagi masyarakat di Jawa Timur. Sehingga kerukunan saling menghargai itu terus terbangun.

“Anak-anak saya sudah ada yang menikah dengan orang Papua. Sehingga kami harap hal ini jangan terulang kembali,” ucapnya.

Untuk itu Hanafi berharap semoga kedepan masyarakat Papua dan Jatim untuk terus berdampingan merajut kembali harmonisasi yang selama ini sudah terbangun. Menjadi satu keluarga yang rukun dan damai.

Pernyataan senada juga diutarakan Ketua Kerukunan Keluarga Arisan Jatim Kabupaten Manokwari, Slamet. Dia menyesalkan sikap oknum-oknum tertentu, yang sudah menyakitkan hati orang Papua.

Slamet yang telah menetap di Manokwari sejak tahun 1980, mengaku tidak pernah diperlakukan tidak adil oleh masyarakat asli Papua secara khusus di Manokwari.

“Kami tidak pernah disakiti, maka itu saya minta kepada masyarakat di Surabaya dan Malang, jangan membuat hal yang menyakitkan orang Papua. Saya sudah lama tinggal dengan masyarakat Papua jadi tahu hati orang Papua,” ujarnya.

Penghinaan kepada masyarakat Papua diharapkan tidak terulang kembali karena dampaknya sangat luas. Dan yang harus diingat, di tanah Papua, itu banyak masyarakat Jatim. Sehingga sikap saling menghargai harus dijaga.

Sementara, mewakili komunitas Bonek (Surabaya) Imam, mengatakan masyarakat Papua itu baik membuat dirinya sangat cinta dengan Papua. Bahkan karena kecintaannya ini, ketiga anaknya diberi nama identik dengan tanah Papua, yakni Irja, Iriani dan Iriana.

“Sehingga kami harap adanya rasisme yang berdampak pada kericuhan di Manokwari tidak terjadi lagi,” tandasnya.(me)

- Advertisement -spot_img

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest article

Hati-hati salin tanpa izin kena UU no.28 Tentang Hak Cipta