MANOKWARI,JAGATPAPUA.com— Pj Gubernur Papua Barat, melalui staf ahli bidang ekonomi Nikolas Tike Utung membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) pemuda Katolik Komda Papua Barat, Sabtu (5/11/2022) di Manokwari.
Pembukaan Rakerda itu dihadiri Ketua bidang moderasi beragama dan hubungan masyarakat Reginal Capah (mewakili Ketum Pemuda Katolik), Ketua Komda Yustina Ogoney, Uskup Isak Bame PR, Ketua KNPI Papua Barat, Sami Saiba dan seluruh pengurus Pemuda Katolik Papua Barat.
Rekerda tersebut mengusung tema “Konsolidasi dan penguatan potensi organisasi dalam menjawab isu sosial , politik dan kemasyarakatan, DOB, Otsus dan pemilu”
Dalam sambutannya, Pj Gubernur mengatakan, beranjak dari Kongres Pemuda Katolik yang digelar di aula museum gereja katedral jakarta, menegaskan secara jelas peran serta para pemuda katolik dalam perjuangan kemerdekaan bangsa indonesia.
“Ini jiwa pemuda yang luar biasa, yang perlu dicontoh oleh pemuda saat ini. Tentu saja yang dimaksud, adalah bukan semangat untuk mendeklarasikan sumpah pemuda lagi, tetapi lebih dari pada itu. Pemuda harus punya kreatifitas dan karya dalam menjawab tantangan-tantangan daerah hari ini,”ungkap Pj Gubernur Papua Barat.
Pasca pandemi covid-19 kini masyarakat kembali diresahkan dengan isu ancaman resesi ekonomi global tahun 2023.
Sehingga semua komponen bangsa harus mempersiapkan diri mulai dari sekarang, misalnya dengan memperkuat ketahanan pangan.
Dalam konteks isu daerah, pemerintah dan masyarakat juga diperhadapkan dengan isu daerah otonomi baru (DOB) dan Otsus, serta isu pertahanan dan keamanan dari ancaman separatis.
Gubernur mengatakan, dengan berbagai isu di atas maka tentu masyarakat sepakat persoalan tersebut tidak bisa hanya dibebankan kepada negara.
“Dalam hal ini pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menyelesaikannya, tetapi harus melibatkan semua pihak,”ujarnya
Untuk itu pemprov menantang pemuda katolik untuk melakukan karya-karya nyata, membantu pemerintah menyelesaikan berbagai persoalan dimaksud dengan cara dan apa yang menjadi potensi dari pemuda itu sendiri.
Ia berharap rakerda tersebut harus sinkron dengan persoalan bangsa secara luas, dan persoalan daerah secara khusus.
“Jangan menyusun banyak program, tetapi bingung cara menjalankannya. Susunlah program yang tepat, efektif dan efisien. Karena yang paling penting bukan programnya, tapi implementasinya,” tandasnya
Ia menyebut, organisasi pemuda katolik komda papua barat merupakan salah satu dari beberapa organisasi kepemudaan yang aktif dan mempunyai dinamika semangat hidup di antara sekian banyak organisasi kepemudaan lainnya.
“Itu semua karena kader-kader pemuda katolik punya kualitas yang unggul. Ibarat instrumen musik, tanpa dinamika maka musiknya tidak terasa hidup begitu pula organisasi ini. Patut saya apresiasi,”ucapnya
Namun, harus diingat, katolik tidak boleh terjebak dengan euforia ceremonial organisasi, apalagi organisasi medsos yang hanya memiliki akun medsos, tak punya program dan aktifitas.
“Ini yang saya perhatikan terjadi di banyak organisasi kepemudaan. Sehingga khususnya pemuda katolik harus tampil dan berada di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan semboyan pro bono publico yang artinya untuk kepentingan publik atau orang banyak. Maknailah semboyan tersebut sebagai sebuah komitmen kuat, bukan hanya sekedar ucapan belaka,”cetusnya.(jp/adv)