BINTUNI, JAGATPAPUA.com – Roy Marthen Masyewi, SPd, salah satu pemuda asli 7 suku di Kabupaten Teluk Bintuni, menyayangkan pengakuan Yahya Agofa dalam pemberitaan salah satu media online di Papua Barat, yang terkesan mencemarkan nama baik salah satu calon dalam Pilkada Teluk Bintuni.
Dalam berita berjudul, “Posko Kobe Oser Onar Baru Alihkan Dukungan ke PMK2, kenapa ?” yang dirilis Kamis (15/10/2020), diberitakan Yahya Agofa beralih dukungan dari Paslon AYO ke PMK2, dilatarbelakangi belum dibayarnya biaya sewa perahu.
Roy dengan tegas menyatakan informasi itu adalah hoax atau berita bohong yang berpotensi merugikan Yohanis Manibuy (Anisto), sekaligus menciptakan situasi yang tidak kondusif di masa – masa jelang pemilihan kepala daerah.
Ia sangat menyayangkan pengakuan Yahya tersebut. Pasalnya, biaya sewa perahu telah dibayarkan ketika Paslon Ali Ibrahim Bauw – Yohanis Manibuy (AYO) melakukan kampanye di Distrik Sumuri beberapa waktu lalu.
“Jadi itu hoax, itu berita bohong. Perahu itu Anisto sudah bayar sebelum Paslon Petahana PMK2 kampanye di Sumuri. Saya yang pergi ketemu Yahya dan bayar. Dokumentasinya semua lengkap,” ucap Roy yang juga menjabat sebagai salah satu Korwil Tim Pemenangan AYO.
Padahal awal mula ceritanya, kata Roy, Anisto tidak pernah memerintahkan Yahya untuk melakukan perjalanan menggunakan perahu tersebut.
Perahu itu digunakan atas inisiatif Yahya sendiri kemudian ia membebankan pembayaran sewa perahu kepada Anisto. Meski begitu, Anisto tidak mempersoalkan dan tetap membayar biaya sewa tersebut.
“Ceritanya itu Yahya ini pakai perahu dari Sumuri ke Bintuni waktu pendaftaran di KPU, itupun bukan atas perintah Anisto, tapi dia pakai saja baru setelah selesai acara dia minta Anisto yang bayar”, ungkap Roy.
“Anisto ini orang baik, orang pakai barang tinggal kerumah kasih nota suruh dia bayar, padahal dia tidak pernah suruh. Tapi dia tetap bayar, karena dia menghargai orang lain”, bebernya.
Roy juga turut sesali si penulis berita yang tidak melakukan konfirmasi atas benar atau tidaknya informasi yang ia peroleh ketika melakukan liputan kampanye PMK2 di Distrik Sumuri.
“Terus kenapa wartawan itu juga bisa tulis seperti ini, dia harusnya konfirmasi ke Anisto bukan tulis sembarang seperti itu, dia harus pahami Lilkada aman damai ini juga tergantung peran media. Jangan tulis dan sebarkan hoax yang bisa picu konflik,” ujar Roy.
Ia mengaku, kasus ini akan dipelajari bersama Tim Koalisi, dan apabila ditemukan adanya pelanggaran, akan di proses sesuai aturan yang berlaku.(rls/jp)