MANOKWARI, JAGATPAPUA.com – Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, selaku bank sentral, selain menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia perwakilan Provinsi Papua Barat, juga bertugas mengamati perkembangan ekonomi kedepannya.
Kepala Perwakilan BI Papua Barat, Donny Heattubun mengatakan, pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia.
“Hampir semua negara sekarang ekonominya turun. Amerika Serikat, Eropa, Amerika Latin, Cina semua turun,” tuturnya pada saat Diseminasi Laporan Perekonomian Papua Barat (PB), Triwulan I 2019 dan Diskusi Implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah Papua Barat, di Swiss Bellhotel Manokwari, Kamis (23/05/2019).
Donny memaparkan, perekonomian di Papua Barat, pada triwullan 1 tumbuh negatif, atau kontraksi sebesar -0,26 persen (yoy), menurun lebih dalam dibandingkan triwulan IV 2018, tercatat cukup rendah sebesar 0,18 persen (yoy).
“Rendahnya perekonomian, disumbang oleh konsumsi pemerintah, investasi (PMTB), ekspor luar negeri dan tingginya impor luar negeri, dan dari sisi LU di pengaruhi oleh sektor utama, yaitu industri pengolahan dan pertambangan yang mengalami kontraksi,” tuturnya.
Disisi lain inflasi Papua Barat, April 2019 sebesar 2,76 persen (yoy). Cukup rendah dan terkendali.
“Inflasi ini, berada dibawah inflasi nasional, tercatat 2,83 persen (yoy). Secara bulanan mengalami Deflasi secara berturut-turut, selama 3 bulan terakhir, dari bulan Februari, Maret dan selanjutnya April,” terangnya.
Penurunan Inflasi tersebut, disumbang oleh Inflasi Folatille Food, yang mengalami koreksi cukup dalam, dan mengenai Inflasi Administered Price, yang diatur oleh pemerintah, terpantau cukup tinggi, sementara untuk Core masih sangat stabil.
Lanjut Donny, selain perkembangan pertumbuhan ekonomi dan Inflasi, perkembangan Perbankan juga dicermati. Fungsi intermediasi perbankan, berjalan dengan baik, meskipun harus ada ruang yang harus ditingkatkan lagi.
“Pertumbuhan kredit pada Maret 2019 tercatat 14,42 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan Desember sebesar 10,82 persen (yoy). Untuk penyaluran kredit di dominasi sektor konsumsi (Multiguna dan Kpr) serta ke sektor perdagangan,” terangnya.
Selanjutnya Dana Pihak Ketiga (DPK), yang dihimpun dari masyarakat tercatat 12, 36 persen, meningkat dari Desember 2019 yaitu 7,53 persen (yoy), sedangkan Rasio Performing Loan atau rasio kredit macet ada Maret 2019 tercatat 3,63 persen, masih terjaga pada level yang sehat, atau berada sebesar 5 persen,” tandasnya.(el)