4 C
Munich
Sabtu, April 20, 2024

FJPI Manokwari Bagi Makanan Gratis di Internasional Mother Languange Day

Must read

MANOKWARI, JAGATPAPUA.com – Memperingati hari bahasa Ibu Internasional (Internasional Mother Languange Day). Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Manokwari, membagikan makanan berupa nasi kotak, kepada mama-mama Papua, yang berjualan diparkiran Pasar Tingkat Sanggeng, Jumat (21/2/2020).

Ketua FJPI Manokwari, Fenti Rumbiak mengatakan, kegiatan ini sangat penting karena menyangkut bahasa ibu sebagai pengingat keberagaman bahasa dan multilingualisme adalah aspek penting.

“Perbedaan bahasa di seluruh dunia menjadi hal penting untuk pembangunan berkelanjutan,” ucap Fenti Rumbiak, usai membagikan makanan kepada para penjual mama Papua, Jumat siang.

Perayaan hari, “Bahasa Ibu Sedunia”, selama ini hanya dilakukan di tingkat Nasional dan Internasional, sehingga dirasa penting untuk dirayakan didaerah.

“Kita juga harus sadar bahasa ibu itu merupakan bahasa pertama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Bahasa ibu, merupakan kekayaan bangsa yang mengandung nilai-nilai budaya daerahnya,” sebut wanita asal Biak ini.

Dia juga menekankan bahasa ibu memang harus dijaga, sebagai upaya agar tidak punah dan tidak tergerus oleh modernisasi serta arus globalisasi, apalagi di Papua Barat, sudah ada bahasa daerah yang punah.

“Diperlukan usaha yang serius untuk menjaga dan melestarikan bahasa ibu. Pasalnya, ini menjadi salah satu upaya agar generasi muda tidak lari dari akar budayanya, walaupun harus melambung tinggi menggapai modernisasi. Sebab, menjaga bahasa berarti menjaga budaya,” jelas ibu dua anak ini.

Selain itu, pembagian makanan dan penjelasan singkat kepada mama Papua, agar kedepannya para mama ini turut memperingati momen tersebut. Apalagi bahasa merupakan bagian penting dalam hal mendidik anak dan keluarga, karena bahasa memiliki keterkaitan erat dengan perilaku manusia begitupun anak.

“Pakailah bahasa yang baik, benar dan santun dalam mendidik anak kita di rumah juga lingkungan kita, mendidik anak dengan kasar, maka dia akan tumbuh dengan perilaku yang kasar,” tukasnya.

Dia berharap, dengan momentum ini kedepan bisa menjadi perhatian pemerintah dan organisasi perempuan di Papua Barat, sehingga bahasa ibu tetap dijaga dan tidak punah, karena itu adalah salah satu budaya yang perlu dilestarikan.(me)

- Advertisement -spot_img

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest article

Hati-hati salin tanpa izin kena UU no.28 Tentang Hak Cipta